Kamis, 10 November 2011

Pahlawan Asli yang Miskin dan Pahlawan Palsu yang Kaya

Siapa Pahlawan?

Gambar Pahlawan Perjuangan Indonesia

Siapakah orang yang pantas mendapat predikat pahlawan di masa kini menurut Anda? Coba pikirkan sesaat...
Kebebasan berada di tangan Anda untuk menentukannya.

Menurut saya salah satu yang termasuk kategori pahlawan di jaman ini adalah orang-orang yang tetap berjuang keras mencari uang seperti petani, nelayan, pemecah batu, pemulung, dan masih banyak lagi. Di era modernisasi seperti sekarang ini, mana ada lagi cita-cita seperti pekerjaan mereka. Coba tanya anak-anak Anda, keponakan Anda, atau anak-anak kecil baik anak orang kaya ataupun miskin. Jarang sekali mereka yang menjawab: “Cita-citaku jadi petani”, walaupun orang tuanya petani. Atau “Cita-citaku nelayan”, walaupun orang tuanya juga nelayan. Atau bahkan “Cita-citaku tukang becak, pemulung, ...”.
Banyak juga mereka yang hanya terdiam karena tidak punya harapan.

Gambar para petani di sawah

Maksud Pahlawan Asli dan Palsu?

Oke, sekarang langsung saja saya utarakan maksud dari pahlawan asli dan apalagi ini maksudnya pahlawan palsu??

Pahlawan palsu adalah orang-orang yang kelihatannya menyejahterakan tetapi di balik itu mereka membunuh nilai manusia itu sendiri.
Nggak maksud yach?? Contohnya begini, sebuah pabrik yang megah memproduksi tikar dengan mesin-mesinnya yang serba canggih, cepat sekali kapasitas produksinya, satu jam saja bisa ratusan bahkan ribuan tikar jadi. Wah hebat ya, karyawan mereka juga banyak lho, walaupun kebanyakan gaji UMR. Pemilik pabrik-pabrik megah juga masuk dalam 10 besar orang terkaya di Indonesia bahkan juga dunia. Mereka termasuk pahlawan juga menurut saya karena tidak bisa dipungkiri memang mereka juga memberi andil pada pengurangan jumlah pengangguran. Tapi sekarang lihat saja perkembangan industrialisasi, semakin banyak mesin canggih, semakin murah nilai dari manusia. Untuk itu mereka saya sebut Pahlawan Palsu.


Sekarang, Pahlawan asli adalah orang-orang yang tetap setia tersaingi oleh para pahlawan palsu dan tidak mau menurunkan nilai manusia, bahkan meningkatkannya. Ada pembuat tikar dari daun pandan. Dia memotongi daun-daun pandan satu per satu, dan membelah bagian tengahnya dengan pemotong sederhana untuk mendapatkan lebar tiap potongan sama besar. Kemudian potongan-potongan daun pandan itu dikeringkan dengan dijemur di bawah teriknya matahari. Setelah mengering, dikelabangnya satu persatu hingga membentuk tikar. Rata-rata satu hari paling cuma 1 tikar jadi, dijual dengan harga sekitar Rp 20.000, belum dikurangi lagi kalau yang beli menawar. Sekarang bandingkan dengan pabrik tikar di atas. Anda pasti sudah mengerti maksud saya.


Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sekarang tergantung siapa kita?

Jika Anda orang biasa, saya sarankan Anda biasakan tidak menawar (ngenyang dalam bahasa Jawa) saat membeli barang dan jasa dari para pahlawan asli itu. Kasian, sudah kerja setengah mati, eh ditawar, mereka tersudutkan lho, kalau tidak mau tidak laku, tapi kalau mau untungnya sedikit. Banyak hal lagi yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka.

Jika Anda termasuk pahlawan palsu, pikirkan matang-matang dengan nilai manusia, industrialisasi memang menguntungkan tapi sadarlah: Anda mematikan nilai manusia, generasi penerus bumi ini. Pandai-pandailah menentukan sektor mana yang masih bisa dilakukan oleh manusia dan sektor mana yang memang harus menggunakan mesin canggih. Anda juga bisa membantu pemasaran hasil dari para pahlawan asli. Banyak-banyaklah melakukan kegiatan sosial, semua itu untuk kemakmuran masyarakat, kalaupun Anda hanya sedikit mempunyai jiwa sosial, percaya atau tidak kalau kemakmuran masyarakat meningkat, hasil produksi perusahaan Anda juga akan meningkat lho karena daya beli masyarakatnya meningkat.

Jika Anda pahlawan asli, TERUSLAH BERJUANG PAHLAWANKU!! Nilai manusia itu lebih penting daripada harta benda.

Jika Anda pejabat pemerintahan, buatlah kebijakan yang membantu para pahlawan asli. Lakukan tugas dan tanggung jawab Anda dengan baik.


Para pahlawanku...
Lewat perjuanganmu, aku termotivasi
Dengan kesetianmu, aku terpesona
Melihat penderitaanmu, aku terharu

Para pahlawanku...
Banyak yang mengabaikan, tapi aku mempedulikanmu
Banyak yang menghina, tapi aku menyanjungmu
Banyak yang tidak ingin sepertimu, tapi aku ingin

Para pahlawanku...
Terima kasih atas pengorbananmu
Jika semakin sedikit manusia yang berterimakasih padamu
Alam ini setiap saat berterimakasih padamu
Matahari pagi tersenyum melihatmu sudah terjaga dan bekerja
Burung-burung menyanyikan lagu untukmu
Rembulanpun termotivasi melihatmu tak hentinya bekerja
Bahkan hujan menangis lebat terharu karenamu

Tetaplah berjuang wahai pahlawanku...
Tetaplah berjuang wahai pahlawanku...
Sampai titik darahmu yang terakhir
Jangan kuatir meninggalkan bumi tercinta ini
Karna aku kan teruskan perjuanganmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar