Jumat, 18 November 2011

Asuransi Kesehatan atau Kembali pada Pola Hidup yang Benar

Sewaktu dulu sekolah saya diajarkan ada 3 kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya yaitu:
  1. Kebutuhan pokok (primer) adalah kebutuhan yang paling penting dan wajib untuk dipenuhi. Contohnya: SPP Sandang Pangan Papan (begitu dulu diajari bu guru cara ngapalinnya sengihnampakgigi )
  2. Kebutuhan tambahan (sekunder) adalah kebutuhan yang menunjang kebutuhan pokok yang baik jika mampu dipenuhi. Contohnya: pakaian yang layak, makanan yang bergizi, rumah yang layak.
  3. Kebutuhan mewah (tersier) adalah kebutuhan yang bersifat mewah, dipenuhi saat kondisi keuangan kita berlebihan. Contohnya: handphone (tapi nggak tahu sekarang hp masih masuk tersier atau nggak), mobil, piknik ke luar negri.
Kira-kira pelajaran itu masih diajarkan di sekolah seperti itu tidak ya? Jangan-jangan bu guru bingung ketika ditanya muridnya handphone itu masuk jenis kebutuhan yang mana?? Sekarang hampir semua orang punya hp, sulit makan nasi tapi punya hp .

Sekarang bagaimana dengan asuransi kesehatan (askes)? Pasti banyak yang setuju jika askes termasuk kebutuhan tersier ya? Tapi disadari atau tidak, sekarang banyak juga lho yang ikut askes. Coba lihat saja iklan tentang askes yang mulai membanjiri tv.

Menurut saya, sekarang pola hidup kita sudah banyak pergeseran ke arah yang tidak sehat, ke arah yang tidak benar.

Teman saya pernah berkata pada saya: "Jaman sekarang asuransi itu perlu, coba lihat banyak orang yang sudah tua sekarang ini menderita berbagai penyakit. Nggak usah jauh-jauh, orang tua kita sendiri. Banyak yang sakit diabetes, darah tinggi, stroke, macam-macam deh penyakitnya." Orang tua saya sendiri sekarang punya diabetes dan darah tinggi, umur mereka 62 tahun.

Sekarang orang cenderung memilih pengaman di hari depan kalau kita sakit, bukan bagaimana caranya agar kita terjamin tidak sakit. Memang tidak semudah membalikkan tangan, tapi juga bukannya tidak mungkin sama sekali dan tidak ada harapan sama sekali.

Menurut saya ada banyak kesalahan kita, diantaranya:
  1. Kontaminasi zat kimia:
    1. Pertanian yang menggunakan pupuk non-organik dan pestisida non-organik.
    2. Peternakan juga disuntik bahan kimia, contohnya saja ayam bibit unggul (bahasa saya ayam mandul).
    3. Makanan sekarang banyak yang mengandung zat kimia dan pengawet berbahaya.
  2. Kondisi ekonomi yang semakin sulit membuat orang mudah stress, tidak mampu memenuhi kebutuhan sekundernya bahkan kebutuhan pokoknya.
  3. Kecanggihan teknologi membuat orang semakin malas sehingga mempengaruhi kualitas kerja, pola pikir, gaya hidup, dsb.
  4. Pemerintah yang kurang serius membuat dan melakukan kebijakan-kebijakan negara.
  5. dan masih banyak lagi (bisa ditambahkan untuk komentar-komentar Anda)
Saya rasa kesalahan-kesalahan kita tersebut harus disadari terlebih dahulu, kemudian melakukan perubahan paling tidak dimulai dari diri sendiri. So, apa yang harus kita lakukan, mari kita pikirkan solusinya:
  1. Solusi zat kimia:
    1. Pupuk kimia memang bisa menghasilkan dengan cepat dan hasil yang banyak, tapi disadari atau tidak pupuk kimia 'memaksa' tanah bekerja ekstra keras sehingga nanti tanah menjadi tidak subur. Pestisida memang membuat hasil panen menjadi baik, contohnya buah tidak dimakan codot atau hama lainnya, tapi bayangkan hewan tidak mau mengkonsumsinya, jadi apa itu layak untuk dikonsumsi manusia? Mari kembali ke budaya hidup sehat, jangan tertipu oleh penampilan.
    2. Ayam bibit unggul bisa tumbuh dengan cepat, mungkin cuma 40 hari, tapi tahukah Anda ayam itu dibuat mandul sehingga bisa tumbuh dengan cepat. Saya bukan ahli gizi & pangan, tapi saya mempunyai keyakinan kalau 'ayam mandul' itu bisa menjadi penyebab banyaknya anak autis sekarang ini. So solusinya, sebisa mungkin hindari fast food, bahasa saya 'junk food' (junk = sampah, food = makanan, junk food = makanan sampah). Kalau bisa memelihara ayam sendiri, ayam kampung lebih baik, lebih banyak gizinya, ayamnya maupun telornya.
    3. Yah, ini yang agak susah, harus pintar-pintar membedakan mana yang asli mana yang palsu. Memasak sendiri lebih baik menurut saya, tapi memang untuk kebanyakan orang yang sibuk, cukup sulit membagi waktunya. Tapi kalau kita lebih mementingkan kesehatan kita, menurut saya betapa sulitnya itu kita akan rela melakukannya.
  2. Saya sering terharu melihat tayangan televisi dengan banyaknya orang miskin yang kehidupannya sangat memprihatinkan. Tapi saya sangat salut dengan mereka. Malah banyak dari mereka yang lapang dada menerima kondisi mereka. Bisa dibilang banyak orang mampu bahkan kaya malah lebih stress daripada mereka. Jadi menurut saya solusi terbaiknya adalah mengurangi tingkat stress kita masing-masing dengan lebih menerima kondisi dan kemampuan kita.
  3. Sekarang mah enak. Ubah channel tv bisa pake remote control. Dulu harus maju mundur tekan tombol di tv. Tapi disadari atau tidak, orang-orang era tv ber-remote control kebanyakan lebih malas daripada orang-orang era tv kuno . Mari kita tetap bekerja keras dan memerangi kemiskinan dengan bekerja keras, bekerja keras!! Saya kasih saran kita mengingat para pahlawan ketika mati-matian merebut tanah air kita tercinta ini, sampai titik darah penghabisan. SEMANGAAAT!!!!!!
  4. Semoga pemerintah melakukan yang terbaik. Banyak lho orang-orang yang tersiksa karena kebijakan-kebijakanmu yang mementingkan sepihak. Kami mendoakanmu para pemerintah, semoga bisa melakukan yang terbaik .
  5. (saya tunggu solusinya juga untuk komentar-komentar Anda)

Akhir kata, bukannya saya anti dengan askes, askes itu prinsipnya baik, bersama-sama bisa menanggung orang-orang yang sakit. Tapi saya cuma ingin agar kita kembali ke pola hidup yang benar. Semoga kita tetap sehat sampai anak cucu, cicit, cecet, cucut kita hahahaha...

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar