Jumat, 08 Juni 2012

Perfeksionis Tidak Harus Selalu Perfeksionis




Apakah Anda orang yang perfeksionis??

Sebelum menjawabnya, mari kita lihat definisi 'perfeksionis' menurut Kamus Bahasa Indonesia.
Perfeksionis adalah orang yang menganggap sesuatu kurang baik bila tidak sempurna.

Apakah baik orang yang perfeksionis itu??
Kalau baik, baiknya untuk orang itu sendiri atau orang lain?
Kalau buruk, juga buruknya itu untuk orang itu sendiri atau untuk orang lain?

Atau apa baik & buruknya bagi diri sendiri?
Dan apa baik & buruknya bagi orang lain?

Saya akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dari diri saya sendiri terlebih dahulu.

Sebelum saya menyadari kalau saya termasuk perfeksionis, orang-orang yang dekat dengan saya telah mengindikasikan kalau saya adalah 'Perfeksionis'.

Dalam mengerjakan sesuatu saya sering tidak puas kalau yang saya kerjakan itu belum sempurna. Wah, rasanya ada persamaan dengan definisi dari Kamus Bahasa Indonesia tadi nich ; )

Tetapi pada saat yang sama, respon yang diberikan terhadap saya dari orang-orang yang mengindikasikan saya perfeksionis itu adalah respon negatif T_T
Dengan kata lain sifat perfeksionis saya itu berdampak negatif buat mereka.

Pernah suatu saat pacar saya memberikan hadiah ulang tahun kepada saya berupa video kompilasi foto-foto kami berdua yang dia edit sendiri. Setelah menyaksikannya, bukannya saya berterima kasih tetapi malah memberi tahu kekurangan-kekurangan hasil editing videonya, hahahahaha... Sorry honey =p

Saya mulai introspeksi terhadap diri saya. Sifat perfeksionis saya sudah mengarah ke arah yang lebih negatif, yaitu membuat orang lain juga harus sempurna. So, bagaimana saya harus memperbaikinya?

Dalam proses introspeksi saya, saya sungguh berterima kasih terhadap TUHAN karena TUHAN mengirimkan kepada saya orang-orang yang "dalam tanda kutip" 'PERFEKSIONIS'.

Saya seperti mempelajari diri saya dengan melihat orang lain yang seperti sifat saya itu. Banyak orang berkata bahwa menilai orang lain lebih mudah daripada menilai diri sendiri kan?

Lalu... bagaimana respon saya terhadap mereka? Jawabannya adalah respon negatif juga... Hahahahahaha... Saya merasa sangat berdosa terhadap orang-orang yang saya 'perfeksionisi'. Kasihan mereka, terlebih orang terdekat saya (pacar saya) yang paling sering berkomunikasi dengan saya T_T





Isaac Newton (Penemu Hukum Gravitasi)

Sebetulnya perfeksionis itu tidak sepenuhnya buruk. Bahkan saya berani menjamin bahwa Isaac Newton adalah orang yang perfeksionis juga. Lhaa kok bisa??

Mari kita baca humor tentang Isaac Newton berikut:

Guru Fisika: "Isaac Newton sedang duduk di bawah pohon ketika apel jatuh di kepalanya dan ia menemukan gravitasi. Bukankah itu menakjubkan?"

Siswa: "Ya, Pak, jika ia hanya duduk di kelas melihat buku seperti kita, ia tidak akan menemukan apa-apa..." wakakakakkkkkkkkkkkkk *ngakak_puoollll*

Saya tidak tahu apakah Newton memakai sifat perfeksionisnya itu cuma dalam ilmu pasti atau juga dalam pergaulan sehari-hari dengan sesama manusia.
Yang pasti sifat perfeksionisnya dalam meneliti buah apel yang jatuh dari atas ke bawah, membawa hasil yang sempurna, yaitu Beliau pada akhir perjuangannya menemukan Hukum Gravitasi yang kita semua tentunya sudah tahu banyak dampak positif dari penemuannya itu.

Sekarang tibalah saya menyadari sifat perfeksionis saya tidak harus saya matikan. Tetapi harusnya saya pergunakan sesuai dengan porsi & posisinya.

So, apakah Anda perfeksionis? Atau adakah teman atau saudara atau teman terdekat Anda perfeksionis? Kiranya artikel saya ini bisa memberi pencerahan =)

Semoga kita bisa cerdik dalam 'ber-perfeksionis' : )